oleh

Budidaya Keong Sawah Atau Tutut

Tutut atau keong sawah merupakan hewan bertubuh lunak dengen cangkak berbentuk kerucut. Ciri-ciri keong sawah atau tutut yaitu hidup di daerah persawahan dan ini merupakan hama yang merugikan bagi petani. Namun kini justru keong sawah atau tutut ini banyak dibudidayakan karena banyak orang yang menyukai olahan keong sawah ini sebab rasanya sangat enak dan lezat. Nah berikut ini cara budidaya keong sawah atau tutut:

Cara Budidaya Keong Sawah Atau Tutut

Persiapan Kolam Tutut

Kolam yang digunakan untuk budidaya keong mas ini dapat berupa kolam semen maupun kolam tanah dengan ukuran sekitar 8 meter x 10 meter. Kolam dibuat landai agar keong dapat naik ke permukaan kolam saat terjadi perubahan suhu di air. Air yang digunakan untuk mengisi kolam dapat bersumber dari sungai, sumur dan air mata pegunungan dalam budidaya keong karena keong sawah tidak akan tahan dengan menggunakan air limbah. Dalam kolam budidaya tersebut dibuat saluran untuk keluar masuk air. Kolam budidaya keong sawah ini tidak harus diberi pupuk seperti kolam ikan. Dalam kolam diberi ranting atau bambu yang berfungsi sebagai tempat memanjat dan menempel keong sawah. Alirkan air dengan kedalaman 50-100 cm.

Penebaran Tutut

Tutut yang telah didapatkan dimasukkan ke dalam kolam. Setelah air dialirkan, tutut dapat langsung dimasukkan ke dalam kolam. Keong dapat hidup di air hangat maupun dingin. Pada ukuran kolam sekitar 8 meter x 10 meter, budidaya tutu dapat mencapai 400 hingga 500 kg.

Pemeliharaan Tutut

Pakan yang dapat diberikan pada tutut ini yaitu dedaunan hijau yang memiliki bentuk lebar seperti daun pepaya, talas, sente, singkong dan lain sebagainya. Pakan tersebut dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

Untuk ukuran kolam 8m x 10 m, semua tutut tersebut bisa diberi pakan sebanyak 1/2 karung dengan berat 5 kg.. Tutut akan bertelur apabila tubuhnya telah mencapai diameter sekitar 5 cm. Dari satu indukan tutut akan menghasilkan tutut rata-rata sebanyak 30 ekor. Tanpa mengenal musim, tutut bertelur membentuk granul dan warna pink dan akan menetas dalam waktu satu bulan. Agar tidak terserang penyakit, maka sebaiknya jaga kondisi air dan juga kondisi keong harus diperhatikan, seperti aduk air apakah ada keong mengapung, jika ada keong yang mengapung berarti keong mati dan buang keong tersebut agar tidak menulari keong yang lainnya.

Panen Tutut

Pemanenan dapat dilakukan setelah 2 minggu budidaya dilakukan. Umumnya satu kolam yang berukuran 8 m x 10 m dapat menambah berat keong sekitar 10%. Saat tutut diangkut, jangan lupa menyiramkan air ke karung agar kelembaban udara di dalam karung tetap terjaga dan keong tidak mati.

News Feed