Jawa Tengah pernah dikenal sebagai salah satu provinsi penghasil jeruk yang handal baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seperti: Keprok Tawangmangu dan Keprok Grabag. Namun setelah tahun 1980, produksi dan produktivitas jeruk turun, dikarenakan adanya serangan berbagai macam penyakit terutama CVPD, penggunaan bibit yang belum bebas penyakit dan terbatasnya penerapan paket teknologi budidaya jeruk yang tepat guna.
Dalam rangka pengembalian kejayaan Jawa Tengah sebagi penghasil jeruk, maka jeruk berpeluang besar untuk dikembangkan, baik untuk usahatani skala kecil maupun besar. Salah satu alternatif teknologi untuk meningkatkan produksi jeruk keprok ditingkat petani yaitu dengan rekayasa teknologi percepatan pembungaan dan pembuahan.
Proses pembentukan bunga dan buah dipengaruhi oleh keseimbangan antara karbohidrat dan nitrogen (C/N ratio) dalam tanaman tersebut. C/N ratio yang tinggi diperlukan untuk mempercepat pembungaan dan pembuahan. Beberapa cara untuk mengatur C/N ratio yang tinggi, antara lain:
- Pemangkasan daun, cabang dan ranting,
- Peningkatan batang: pelukaan batang, pemotesan ujung tunas cabang,
Lokasi Pengkajian
Pengkajian percepatan pembungaan dan pembuahan pada tanaman jeruk keprok dilaksanakan bulan April 1999 s/d Maret 2000, di Desa Pagergunung, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dan di Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar,
Penerapan Teknologi
Penerapan teknologi percepatan pembungaan dan pembuahan pada tanaman jeruk dilakukan setelah tanaman cukup umur (lebih dari 3 tahun). Dimana tanaman telah memasuki usia produktif, mempunyai cadangan makanan cukup tinggi dan sehat. Tanah disekitar tanaman digemburkan dan dibersihkan dari rumput, buang ranting yang mati sakit atau tumbuh liar. Penerapan teknologi yang dilakukan, yaitu:
1. Pengikatan Batang
Tujuannya adalah untuk menghambat pengangkutan karbohidrat hasil fotosintesis kebagian akar. Karbohidrat akan terkumpul dibagian atas pohon/tunas sehingga merangsang pembentukan bunga.
Caranya :
- Bersihkan batang utaman dari tanah dan kotoran lainnya.
- Pada ketinggian 10-15 cm dari percabangan, dikerat kulit batang secara melingkat dengan pisau tajam dan bersih.
- Lilitkan kawat bonsai pada kulit batang yang telah dikerat dan kencangkan kawat dengan menggunakan tang.
- Amati tanaman yang telah dililit minimal 1 kali/setiap minggu. Buang segera tunas baru yang muncul disekitar lilitan, karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Bila tanaman telah mengalami stressing (daun-daun berwarna kuning), lepaskan lilitan kawat tersebut.
- Setelah pulih dari stressing, tanaman akan mengeluarkan tunas baru yang diikuti dengan terbentuknya bunga.
- Bila tidak terbentuk bunga maka lakukan pelilitan setahun kemudian dengan langkah-langkah yang sama.
2. Pemotongan Akar
Tujuannya adalah untuk merangsang terbentuknya akar-akar serabut, sehingga penyerapan unsur hara dalam tanah lebih optimal.
Caranya :
- Cangkullah tanah dibawah tajuk tanaman secara melingkar dengan arah sedikit masuk ke arah tanaman, sehingga akar-akar rambut tanaman terputus.
- Kemudian tanaman dibiarkan kurang lebih 2 minggu (daun-daunnya layu). Lubang segera diberi pupuk kandang yang matang dengan dosis 15 kg/tanaman dan tanah ditutup lagi. Siram dengan air sebanyak-banyaknya.
3. Pemberian Hormon
Menambahkan hormon buatan dari luar (antara lain: Paklobutrazol, Cultar 250 EC)
Caranya :
- Larutkan bahan dalam air, kemudian semprotkan pada tajuk tanaman secara merata atau siramkan pada media tanaman. Dengan frekuensi 2 kali selama periode pembungaan, yaitu saat tunas berhenti tumbuh dan 2-3 minggu setelah pemberian pertama.
- Waktu penggunaan yang tepat yaitu saat tunas berhenti tumbuh dan daun warna hijau serta mengeras. Bila digunakan pada tanaman muda dapat menekan pertumbuhan tanaman (cebol/kerdil), tidak terangsang untuk menghasilkan bunga.
- Pemakaian harus hati-hati, dosisnya harus tepat karena harganya cukup mahal. Baca dan perhatikan petunjuk yang tertera pada label kemasannya.
Hasil Pengkajian
Dari hasil pengkajian efektivitas aplikasi percepatan pembungaan dan pembuahan pada tanaman jeruk keprok diperoleh hasil antara lain:
- Di desa Sepanjang penerapan teknologi pembungaan dan pembuahan (pengikatan batang, pemotongan akan dan pemberian hormon) lebih efektif dilakukan, dikarenakan iklim makronya relatif lebih stabil dari waktu ke waktu.
- Secara umum, ketiga perlakukan percepatan pembungaan lebih berhasil pada kondisi sedikit naungan/lokasi terbuka.
- Perlakuan pengikatan batang memberikan hasil cukup baik, jumlah tanaman berbunga lebih banyak. Bahkan di Desa Pagergunung merupakan satu-satunya perlakuan yang memberikan hasil berbunga (100%), selain mudah diaplikasikan, pengikatan batang cukup murah biayanya.
Diharapkan dengan adanya teknologi pembungaan yang mudah dan murah, petani jeruk dapat memilih alternatif teknologi induksi pembungaan untuk mempercepat dan meningkatkan produksi jeruk.