oleh

Ciri-Ciri Jamur Beracun (Tidak Boleh Dikonsumsi)

Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, seperti jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).

Namun disekeliling kita sering kali ditemukan jamur yang belum diketahui apakah aman dikonsumsi atau tidak. Salah satu jamur yang beracun contohnya adalah Amanita muscaria, dan jamur yang dikenal sebagai “destroying angel”. 10 macam jamur beracun bisa dibaca disini:

Berikut ini ciri-ciri umum jamur beracun:

1.  Warna Mencolok, jenis jamur beracun pada umumnya mempunyai warna yang mencolok : merah-darah, hitam-legam, biru-tua, ataupun warna-warna lainnya. Walaupun ada pula jenis jamur beracun yang mempunyai warna terang (kuning muda) ataupun putih, dan jamur yang dapat dimakan berwarna gelap, misal coklat tua.

2. Bau Menyengat, jenis jamur beracun dapat menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur busuk ataupun bau amoniak. Bahkan, di berbagai negara Eropa dan Amerika, banyak “pemburu jamur” yang sengaja membawa babi terlatih untuk membedakan jenis jamur beracun dan tidak.

3. Memiliki Cawan, jenis jamur beracun mempunyai cincin atau cawan dan jamur kompos mempunyai cincin, tetapi tidak beracun.

4. Tumbuh ditempat Kotor, jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat yang kotor: seperti di tempat pembuangan sampah, kotoran kandang, dan sebagainya. Walaupun untuk penanaman dan pemeliharaan jamur kompos justru dipakai kotoran kandang/kotoran kuda.

5. Berubah Warna, jenis jamur beracun cepat sekali berubah warna, misal dari putih ke warna gelap, kalau dimasak atau dipanaskan. Jika jamur beracun dikerat dengan menggunakan pisau yang terbuat dari perak,  maka pisau tersebut akan terbentuk warna hitam atau biru dan lama – lama pisau berkarat, itu menandakan bahwa jamur tersebut beracun.

Selain itu, kebiasaan turun-temurun para petani di desa untuk menetukan apakah jamur beracun atau tidak, dengan jalan memepes jamur bersama nasi putih. Kalau kemudian warna nasi berubah menjadi warna gelap, menandakan bahwa jamur termasuk jenis beracun.

Senyawa Beracun Pada Jamur

Selain ciri–ciri di atas, kita harus tetap waspada karena ada juga jenis jamur yang lain berwarna putih tapi tetap beracun. Racun jamur tidak atau sukar larut dalam air, Ia juga tergolong senyawa termostabil. Meski melalui pemanasan hingga 100 derajat celcius sekalipun, senyawa-senyawa tersebut tetap tidak terurai (stabil) dan daya maracuninya pun tetap saja ampuh.

Namun berat atau ringannya keracunan yang dialami seorang adalah tergantung pada jenis dan konsentrasi racun yang tertelan (masuk ke tubuh). Juga pada daya tahan tubuh orang bersangkutan. Dalam artian, semakin banyak yang bersangkutan menelan jamur beracun dan semakin lemah pula daya tahan tubuhnya, maka akan semakin berat pula gejala yang timbul.

Senyawa beracun yang umumnya didapat pada jenis-jenis jamur, antara lain adalah Kholin, yaitu racun yang paling berbahaya dan besar sekali daya mematikannya. Semua jenis jamur yang disebut “supa upas” (upas = racun) mempunyai senyawa ini, missal : Amanita, Lepoita, Russula, Collybia, dan Boletus.

Muskarin, juga racun jamur yang cukup berbahaya dan mematikan. Dengan takaran antara 0,003 sampai 0,005 gram saja sudah dapat membunuh manusia. Juga racun ini terdapat pada semua jenis jamur yang tergolong “suap upas”.

Falin, sama seperti muskarin dapat pula jenis jamur yang tidak beracun bisa menjadi beracun kalau dibiarkan membusuk karena kemungkinan besar pada jamur membusuk akan ditumbuhi bakteri penghasil racun, seperti Clostridium, Pseudomonas, dan Salmonella.

Tanda-tanda Keracunan Jamur

Keracunan yang diakibatkan karena jamur mempunyai beberapa gejala. Keracunan karena muskarin, biasanya setelah 5 – 10 menit, si pemakan akan mengeluarkan air mata, peluh atau ludah, kemudian diikuti dengan penyempitan pupil mata. Lebih lanjut, akan mengalami sesak nafas, buang air, pusing, lemah kolapas, dan koma, dan diikuti oleh kejang-kejang dan akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Keracunan karena racun lainnya, setelah 4 – 6 jam si pemakan akan menjadi haus, sakit perut yang hebat, muntah-muntah, dan banyak mengeluarkan berak encer. Lama kelamaan akan menjadi shock dan akhirnya dapat menimbuikan kematian.

Dengan adanya gejala di atas setelah makan jamur, paling aman meminta bantuan dokter atau paramedis terdekat. Karena, dokter akan melakukan usaha simtomatik atau suportif, dengan memberikan thiosulfas fisiologis (0,85 persen NaCI). Sedangkan untuk penderita yang gawat dapat juga diberikan suntikan 1/4 mg antropin secara intra-muskular atau kalau mungkin per-oral.

Sering pula digunakan obat penawar yang sifatnya universal yang terdiri dari 2 bagian arang kayu (dapat diganti dengan bakaran roti atau beras sampai hangus), 1 bagian garam lnggris, 2 bagian asam tannin (dapat pula diganti dengan teh-keras/kental). Satu sendok campuran di atas kemudian diseduh di dalam 1 gelas air masak dan diminum.

Beberapa jenis jamur tidak aman dimakan manusia, bahkan dapat mengakibatkan kerugian bagi kesehatan. Selayaknya, kita mengkonsumsi jamur yang sudah diketahui pasti dapat dimakan, dan jangan pemah mencoba mengidentifikasi sendiri jamur yang tidak diketahui identitasnya untuk dimakan, hanya ahli mikologi yang mengetahui cara identifikasi jamur tersebut.

News Feed