Panen buah durian di Indonesia umumnya dilakukan secara jatuhan, yaitu buah dipungut ketika sudah jatuh sendiri, yang berarti ia telah matang. Cara panen ini juga telah menjadi satu prasarat bagi penggemar durian, karena pada saat inilah rasa buah durian berada pada puncaknya.
Akan tetapi cara ini banyak merugikan jika diaplikasikan pada pemasaran durian jarak jauh atau sistem pemasaran reguler yang memerlukan waktu relatif lama diperjalanan atau di etalase pasar.
Agribisnis durian masa mendatang menghendaki pengelolaan lepas panen yang lebih terkontrol dan terhitung. Demikian juga untuk mengisi pasar ekspor yang memerlukan waktu distribusi yang lebih lama, menghendaki buah durian yang lebih tahan lama.
Untuk keperluan tersebut, petik buah dipohon merupakan suatu keharusan bagi pengelolaan durian untuk mendapatkan buah yang lebih tahan lama dan memudahkan pengelolaan lepas panen. Oleh karena itu perlu diketahui indek ketuaan durian untuk dijadikan pedoman dalam menduga saat petik buah yang tepat, sehingga diperoleh kualitas buah yang prima.
Ciri-ciri Fisik Ketuaan Durian
Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk menduga tingkat ketuaan buah durian antara lain adalah sebagai berikut:
1. Umur buah dari saat mekarnya bunga
Buah durian pada umumnya masak pada umur 3-5 bulan setelah bunga mekar, bergantung pada varietas. Kelemahan cara ini adalah adanya kesulitan pemberian label, terutama pada tanaman yang memiliki bunga banyak dalam satu dompol yang tidak mekar bersamaan.
2. Pembengkakan jaringan absisi tangkai buah
Jaringan absisi tangkai buah yang sudah tua membengkak dan menimbulkan batas yang jelas berupa alur melingkar diantara kedua absisi. Pada saat masak, tangkai ini terlepas dan buah jatuh.
3. Jarak antar duri melebar dan munculnya alur pangsa
Durian yang sudah tua ditandai dengan melebarnya jarak antar duri dan berubah warna lebih terang. Pada bagian tengah pangsa muncul alur membujur yang lebih jelas.
4. Pengeringan tangkai putik bunga
Tangkai putik bunga pada ujung buah yang sudah tua mengering dari ujung sampai pangkal atau sudah terlepas dengan sendirinya.
5. Perubahan warna dan elastisitas ujung duri
Ujung duri buah yang sudah tua berubah warna menjadi coklat dan lebih elastis, sehingga kurang tajam dibandingkan dengan buah durian muda.
6. Perubahan warna kulit secara umum
Tampilan warna kulit buah yang siap petik berubah menjadi kelabu pada bagian yang cukup luas (1/3 – 1/2 bagian permukaan buah).
7. Perubahan warna daging dan biji
Buah yang tua warna dagingnya berubah dari putih menjadi kekuningan atau sesuai warna buah masak. Demikian juga warna biji berubah menjadi kecoklatan dan lebih keras. Cara ini dilakukan dengan mengambil 1-2 contoh untuk tiap pohon yang akan dipanen.
8. Ciri-ciri lainnya
- Ritme jatuhan buah: bila buah jatuh sudah mencapai 20%, maka seluruh buah yang tinggal dipohon bisa dipetik.
- Bersuara nyaring bila dikorek-korek atau dipukul-pukul dengan gagang pisau.
- Permukaan irisan tangkai buah tidak lengket dan rasanya lebih manis.
- Mengeluarkan bau khas durian: merupakan ciri uang khas bagi buah durian adalah munculnya bau ketika masak
Semua indek ketuaan buah durian diatas sangat bergantung pada varietas dan lingkungan tempat tumbuh. Demikian juga keadaan iklim pada saat durian berbuah. Cara terbaik menentukan tingkat kematangan adalah menggabungkan beberapa karakter yang biasanya muncul pada varietas durian yang kita tanam.
Oleh karena itu, mengenali karakter varietas durian yang ditanam merupakan hal yang sangat penting bagi pekebun durian untuk dapat memetik durian secara tepat.