Hama dan Penyakit adalah faktor penyebab gagal panen pada semua tanaman budidaya, termasuk pada tanaman bawang merah. Petani bawang merah harus wadpada terhadap serangan hama dan penyakit yang bisa saja menyerang tanaman bawang merah meskipun telah dilakukan perbagai langkah pemeliharaan yang tepat. Ada banyak sekali jenis hama dan penyakit bawang merah, kali ini kita akan membahas jenis hama dan penyakit yang sering menyerang bawang merah dan cara pengendaliannya.
Hama dan penyakit pada tanaman bawang merah menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan maksimal. Ada beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman bawang merah, dan setiap jenisnya memiliki cara pengendalian yang berbeda. Berikut ini beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman bawang merah lengkap dengan cara pengendaliannya.
Hama Tanaman Bawang Merah
1. Ulat Bawang (Spodoptera exigua)
Gejala : Ulat ini menyerang pada fase pertumbuhan awal hingga fase pematangan umbi. Ulat menyerang bagian daun ujung lalu masuk kedalam daun bawang. Selanjutnya ulat akan memakan permukaan daun bagian dalam dan hanya tertinggal bagian epidermis luarnya saja. Dengan begitu, daun bawang akan terlihat menerawang hingga tembus cahaya atau terlihat bercak putih transparan hingga akhirnya daun akan terkulai.
Cara Pengendalian : Manfaatkan musuh alami seperti prodator, parasitoid dan patogen seperti parasitoid Telenomus remus, Eriborus sinicus, Trichogramma sp., Diadegma sp., Cotesia sp., Chaprops sp., Euplectrus sp., Stenomesius japonicus, Microsplitis similes, Steinernema sp., dan Peribaea sp. Patogen serangga antara lain Mikrosporidia SeNPV, Bacillus thuringiensis, Paecilomyces farinosus, Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, Erynia spp. Predator antara lain Carabidae. Cara ini lebih aman dilakukan karena tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan tidak menyebabkan resistensi.
2. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : Ulat grayak menyerang daun bawang merah, dengan memakan daun dari bagian dalam sehingga menyebabkan daun terlihat transparan. Ulat grayak berasal dari telur serangga Spodoptera litura berwarna putih kelabu, bekerja dengan meletakkan telur didaun bawang merah lalu ketika larva menetas akan masuk kedalam daun bawang dan makan dari daun tersebut.
Cara Pengendalian : Kendalikan dengan musuh alami yang menyerang ulat yaitu Eriborus argenteopilosus, Apenteles sp. Telenomeus sp, Brachymeria sp, Charops longiventris, Chelonus sp, Euplecectrus platyphenae, Microplitis manilae, Nythobia sp, Tachinidae, Podomya setosa dan Harpactor sp (Sudarmo, 1987). Atau lakukan penyemprotan telur agar tidak menetas dengan insektisida Lannete hijau, sedang pada ulat yang besar gunakan insektisida berbahan aktif klorfenapir.
3. Thrips tabaci
Gejala : Terdapat bercak-bercak berwarna putih seperti perak pada bagian permukaan daun, yang disebakan karena masuknya udara ke dalam jaringan sel-sel yang telah dihisap cairannya oleh hama Thrips tersebut. Lama kelamaan bercak ini akan berubah menjadi warna coklat dan akhirnya daun akan mati.
Cara Pengendalian : Hama ini berukuran kecil sehingga sulit untuk dikendalikan. Hanya dua famili parasitoid hymenoptera yang diketahui sebagai parasit telur dan larva thrips, yaitu Eulophidae dan Trichogrammatidae.
4. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Gejala : Menyerang tanaman-tanaman muda, dengan memakan pangkal batang hingga mudah patah dan mati. Ulat tanah memiliki pergerakan yang sangat cepat sehingga seekor ulat tanah dapat merusak ratusan tanaman muda.
Cara Pengendalian : Cara alami bisa dilakukan dengan menggunakan parasitoid larva A. ipsilon yaitu Goniophana heterocera, Apanteles (= Cotesia) ruficrus, Cuphocera varia dan Tritaxys braueri. sedangkan cara kimia dilakukan dengan gunakan insektisida tabur berbahan aktif karbofuran (furadan, regent.) dengan dosis 10-12kg/ha. Cara pengaplikasinya dengan cara ditabur dan dicampur saat pemupukan.
5. Hama Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis)
Gejala : Hama ini menyerang bawang merah dengan menusukkan telurnya kedalam daun, hingga menimbulkan bintik bintik kecil seperti ujung jarum, dan lama kelamaan daun mulai mengering.
Cara Pengendalian : Manfaatkan parasitoid Opius sp, Neochrysocharis sp., Asecodes sp., Chrysocharis sp., Chrysonotomya sp., Gronotoma sp., Quadrasticus sp., Digyphus isaea, dan predator Coenosia humilis. untuk mengendalian dengan pemberian musuh alami predator. Sedangkan secara kimia bisa dilakukan dengan insektisida berbahan aktif Abamectin (demolish, agrimec).
6. Tungau
Gejala : Tungau menyerang dengan menghisap cairan pada daun hingga membuat daun bawang merah menjadi kering dan akhirnya mati. Biasanya tungau menyerang pada musim kemarau, dan berkembang pesat pada udara mulai panas.
Cara Pengendalian : Pada serangan awal bisa disemprotkan dengan insektisida berbahan aktif fenpropatrin dengan dosis 20-30ml/ 17 liter air. Sedangkan pada serangan yang parah lakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif Propargit dan interval penyemprotan dimajukan, dosis pemakaian 20-25ml. Jika dosis berlebih dapat menyebabkan daun menjadi kering.
Penyakit Tanaman Bawang Merah
1. Becak Ungu
Penyebab : cendawan patogen jenis phytopthora infestans.
Gejala : Bagian ujung daun akan mengering atau muncul trotol-trotol kering pada bagian tepi daun.
Cara Pengendalian : semprotkan fungisida kontak berbahan aktif mancozeb selama 3 hari berturut-turut serta gunakan fungisida sistemik berbahan aktif dimetomorf atau metalaksil setiap 7 hari sekali hingga gejala serangan berhenti lalu penggunaan fungisida sistemik bisa diulang setiap 10 hari sekali.
2. Antraknosa
Penyebab : infeksi cendawan Collectricum
Gejala : Gejala mirip dengan bercak ungu, namuan antraknosa cepat menyebabkan kematian lanas jika tidka segera ditangani.
Cara Pengendalian : Jaga lahan tanam agar tetap bersih dari gulma dan tidak terlalu lembab, atau rutin semprotkan fungisida berbahan aktif propineb. Sedangkan jika serangan sudah terlanjur meluas, anda bisa lakukan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif dimetomorf atau difekonazole.
3. Layu Fusarium
Penyebab : cedawan patogen fusarium sp.
Gejala : Menyebabkan daun layu dan lama kelamaan menyebabkan tanaman mati. Cendawan ini menyerang pada bagian akar dan umbi tanaman hingga menyebabkan tanaman infeksi.
Cara Pengendalian : Lakukan pencegahan dengan menggunakan musuh alaminya yakni trichoderma sp. dengan cara berikan trichoderma sp pada pupuk dasar maupun dengan cara dikocor maka cendawan fusarium bisa ditekan perkembangannya.
4. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri patogen yang menginfeksi bagian akar atau batang tanaman yang terluka.
Gejala : Gejala mirip dengan layu furasium namun bedanya fase ini berlangsung sangat cepat yaitu 3 hari sudah menyebabkan tanaman mati.
Cara Pengendalian : Lakukan pengendalian dengan bakterisida sistemik berbahan aktif streptomicyn dengan tambahan pengkocoran tembaga hidroksida dibagian pangkal tanaman yang luka.