Dengan adanya anomali iklim yang sangat ekstrim dapat menyebabkan kekeringan pada lahan atau tanaman sehingga mempengaruhi produktivitas.
Untuk mengantisipasi terjadinya kondisi yang sangat merugikan tersebut maka dilakukan tindakan dengan kegiatan mitigasi iklim yaitu tindakan yang dilakukan untuk meringankan dampak perubahan iklim sehingga tidak menjadi lebih buruk/parah (IPCC).
Berikut beberapa teknik mitigasi yang dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan kekeringan:
1. Pembuatan Rorak
Pembuatan lubang penampungan air atau rorak di kombinasikan dengan penambahan bahan organik. Ukuran rorak 0.8 x 0.4 x 0.4 m yang dibuat sebanyak 50% dari jumlah pohon contoh dengan letak saling menyilang. Bahan organik yang digunakan berasal dari serasah atau sisa-sisa daun kering yang ada disekitar tanaman dan hewan ternak.
2. Pembuatan Istana Cacing
Istana cacing yang berfungsi untuk mempercepat dekomposisi bahan organik dibuat dengan menggali lubang berdiameter 10 – 15 cm dengan kedalaman 50 cm. Setiap tanaman dibuatkan 2 lubang.
Pada lubang tersebut diisikan kompos atau pupuk kandang ataupun seresah tanaman untuk mendorong berkembangnya populasi cacing tanah. Jika populasi cacing jumlahnya sedikit maka dapat diintrodusir dari tempat lain.
3. Model Irigasi Tetes (Water drip)
Model irigasi tetes dibuat dengan menggantungkan 1-3 buah bumbung atau botol bekas air mineral per pohon pada ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Bambu petung atau botol air mineral bekas bervolume 1.5 liter dapat digunakan. Bagian bawah alat ini dibuat lubang kecil untuk dapat meneteskan air secara perlahan sehingga membasahi daerah perakaran.
Diperkirakan botol yang berisi air tersebut akan habis menetes dalam 1-2 hari. Pengisian air dilakukan apabila air dalam bumbung telah habis, terutama pada bulanbulan kering.
4. Pemberian Bahan Organik
Bahan organik berupa seresah, pupuk kandang ataupun kompos dibumbunkan pada daerah perakaran secara melingkar disekitar leher akar sebanyak 2 – 4 kg/pohon.
5. Penggunaan Pupuk Anorganik
Campuran pupuk Urea, SP-36 dan KCL dengan perbandingan (2:1:1) diberikan 2 kali, saat awal dan akhir musim penghujan dengan dosis masing-masing sebesar 0,25 kg/pohon.
6. Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam minimal 100-300 pohon/ha. Selanjutnya dilakukan penjarangan sesuai kebutuhan.
Demikianlah informasi mengenai Cara Mengatasi Kekeringan Lahan dalam Usahatani. Semoga informasi ini bermanfaat bagi sobatani sekalian. Silahkan bagikan artikel ini jika bermanfaat, sehingga petani Indonesia lebih maju. Terima kasih.