Lidah buaya (aloevera) merupakan salah satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Di dunia ada 350 jenis aloevera, namun hanya 3 jenis saja yang diperdagangkan secara komersil, Aloe chinensis yang banyak ditanam di Pontianak, Cape Aloe alias Aloe ferox – asli Afrika banyak digunakan sebagai obat, dan curacao aloe atau Aloe barbadensis yang paling banyak dimanfaatkan.
Lidah buaya jenis Aloevera barbadensis miller mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Diantara 72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam amino, karbohidat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, anti bakteri, anti kanker, anti virus, anti jamur, anti infeksi, anti perdangan, anti pembengkakan, anti parkinson, anti aterosklerosis, serta anti virus yang resisten terhadap antibiotik.
Mengingat kandungan yang lengkap itu, lidah buaya bukan cuma berguna menjaga kesehatan, tapi juga mengatasi berbagai penyakit. Lidah buaya juga mampu menurunkan gula darah pada diabetes yang tidak bergantung insulin. Dapat juga untuk mengobati bisul, kulit memar, pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir dan radang tenggorokan.
Lidah buaya bersifat merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam lendir lidah buaya terkandung zat lignin yang mampu menembus dan meresap kedalam kulit. Lendir ini akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit. Hasilnya, kulit tidak cepat kering dan terlihat awet muda. Selain itu, lidah buaya juga dapat diolah menjadi jus, teh, selai, dodol, kerupuk, cendol, koktail, rendang dan anekan olahan lainnya.
Budidaya Lidah Buaya
Lidah buaya dapat tumbuh di lahan gambut serta lahan yang subur, drainase baik, bahan organik tinggi, dan pengairan cukup. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan melalui anakan, biji, stek batang, maupun bibit hasil kultur jaringan.
Anakan yang telah cukup besar berusia sekitar 1 – 2 bulan, dipisahkan dari tanaman induk (ditangkarkan). Anakan akan muncul dari tanaman induk pada usia 5 – 6 bulan. Penjarangan anakan ini sangat penting dilakukan agar tanaman lidah buaya dapat tumbuh besar.
Pembibitan dari anakan dapat dilakukan di bedengan atau di polybag. Pembibitan di bedengan dapat dilakukan dengan membuat bedengan berukuran 1-1,5 x 10 meter atau menurut kebutuhan jarak tanam 10 x 10 cm. Bedengan harus benar-benar remah agar pertumbuhan akar bibit tidak terganggu.
Sebelum ditanami bibit, bedengan ditaburi pupuk kandang sebanyak 20 – 40 kg (1-2 karung) per bedengan dan diaduk secara merata. Penaburan kapur pertanian dianjurkan untuk mengurangi serangan cendawan. Penambahan urea sebanyak 7,5 kg per bedeng bisa dilakukan untuk merangsang pertumbuhan bibit.
Pembibitan di polybag bisa dilakukan dengan media tanah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 dan ditambahkan NPK 5 gram per polibag tiap dua minggu. Setelah itu, polibag ditaruh di tempat yang cukup teduh, namun masih terkena sinar matahari.
Saat awal pembibitan merupakan tahap dimana kebutuhan air harus benar-benar diperhatikan. Bibit mungkin akan berwarna kemerah-merahan karena belum beradaptasi dengan lingkungan. Dengan pengairan yang cukup, seminggu setelah pembibitan, bibit akan menunjukkan pertumbuhan normal/pulih dari stres lingkunagn akibat pemisahan dari induk.
Penanaman dan Pemeliharaan
Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur sekitar 1 bulan dari penangkaran. Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang sekitar 1,5 kg per lubang tanam atau sekitar 20 – 30 ton/ha. Jarak tanam yang dipakai 80 x 80 cm atau 80 x 70 cm secara zig-zag.
Pupuk dasar yang digunakan adalah (10 g urea), (8 g SP-36), (9 g KCl) per lubang tanaman. Pemberian pupuk susulan dilakukan tiap 3 bulan sebanyak 10 g urea dan 9 g KCl.
Hama yang menyerang tanaman lidah buaya relatif sedikit. Terkadang ulat atau belalang menyerang daun lidah buaya. Sedangkan penyakit yang menyerang terutama busuk basah akibat cendawan/bakteri pada daun. Penyemprotan pestisida hanya dilakukan bila serangan hama dan penyakit cukup mengganggu.
Lidah Buaya Siap Panen
Panen dilakukan 8 – 10 bulan setelah tanam dengan memotong daun paling bawah. Masa produksi tanaman lidah buaya bekisar 7 – 8 tahun. Peremajaan dapat dilakukan dengan cara memotong batang lidah buaya dan dipelihara tunas yang baik pertumbuhannya atau dengan cara membongkar tanaman dan menggantinya dengan bibit yang baru. Dari 1 kg berat daun lidah buaya setelah diproses menghasilkan 4,5 ons lidah buaya bersih/segar.